Pada tanggal 19 Februari 2014 yang lalu, Facebook secara resmi telah mengakusisi Whatsapp seharga 22 Milyar Dollar US. Jika dikonversi ke mata uang IDR dengan kurs US$ 1= Rp 13.500,00, maka nilainya mencapai sekitar Rp 297 Triliun, sebuah harga yang fantastic untuk sebuah aplikasi, padahal ketika Google membeli Android dari Andy Rubin dan kawan-kawan nilainya hanya mencapai sekitar 50 Juta US Dollar atau setara dengan Rp 675 Milyar.
Keberanian Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook membeli Whatsapp dengan harga yang terbilang sangat mahal, membuat sebagian para analis bisnis dan para pakar Teknologi Informasi dan Komunikasi terheran-heran dengan seribu tanda tanya. Kenapa? Ada apa? Mau diapakan itu Whatsapp?
Setelah tiga tahun kepemilikan Whatsapp oleh Facebook, sampai hari ini belum ada perubahan yang berarti dalam interface dan fitur Whatsapp, selain hanya semakin bertambahnya pengguna Whatsapp di seluruh penjuru dunia yang telah menembus 1 Milyar lebih. Menurut Jan Koum sebagai pencipta Whatsapp yang saat ini menjabat sebagai direktur Whatsapp di Facebook Inc, setiap hari tidak kurang dari 50 milyar pesan, 1,6 Milyar photo yang dikirim melalui Whatsapp. Yang jadi pertanyaan apa keuntungan Facebook dengan jumlah pengguna Whatsapp yang telah mencapai 1 milyar lebih itu? Karena selama ini kita tahu Whatsapp masih bersih dari iklan, tidak seperti Android dan Messanger.
Apakah Whatsapp akan jadi Aplikasi Berbayar?
Apakah Facebook akan mengubah Whatsapp menjadi aplikasi berbayar? Menurut para analis bisnis dan para praktisi IT, hal ini tidak mungkin dilakukan Facebook. Sebab kalau Whatsapp jadi aplikasi berbayar kemungkinan besar para penggunanya yang sudah mencapai satu milyar lebih tadi akan beralih menggunakan aplikasi message mobile yang lain yang gratis.
Bagi pengguna Whatsapp untuk kalangan bisnis bisa saja aplikasi ini jadi berbayar, namun hal ini pun belum ada tanda-tanda dari CEO Facebook untuk mengarah ke sana.
Apakah Whatsapp akan Beriklan?
Seperti kita tahu selama ini bahwa Whatsapp bersih dari iklan yang kadang kala sering menggangu penggunanya. Nah apakah setelah beralih kepemilikan dari Jan Kaum dan kawan-kawan ke Facebook, lantas akan mengikuti seperti Android atau Messanger? Menurut salah satu Dewan Direksi Facebook, rasanya untuk mengubah citra Whatsapp yang bersih menjadi beriklan itu tidak mungkin, Yang mungkin kami lakukan hanya mengirim pesan transaksi, notifikasi pengiriman barang, informasi pertemuan, pembaruan layanan dan produk serta pemasaran. Hal tersebut disampaikan pada pertemuan Commercial Messaging oleh Direktur Whatsapp.
Facebook Ambil Data Pengguna Whatsapp
Selama ini yang sedang dilakukan Facebook yaitu hanya mengambil sebagian data pengguna Whatsapp untuk dilakukan sinkronisasi dengan data Facebook yang ada. Seperti yang kita tahu Facebook memiliki data penggunanya cukup lengkap, namun satu data penting yang tidak dimiliki Facebook dari penggunanya yaitu nomor telepon seluler.
Dengan melakukan sinkronisasi data antar kedua aplikasi tersebut, maka Facebook bisa mengirim pesan bisnis kepada para penggunanya sesuai dengan pribadi dan minat masing-masing.
Jika memang benar Facebook membeli Whatsapp hanya karena data penggunanya, betapa mahal dan berharganya data kita sebagai pengguna Whatsapp di mata Facebook.
Whatsapp Dibeli karena Ambisi
Komas.com pernah memuat berita bahwa Facebook punya ambisi yang besar untuk menyatukan lebih banyak umat manusia dalam aplikasinya. Kalau sekarang Facebook punya pengguna sebanyak 1,7 milyar dan Whatsapp punya pengguna 1 milyar dan diperkirakan setengah dari pengguna Whatsapp juga pengguna Facebook, maka diperkirakan Facebook akan bisa menjangkau sebanyak 2,2 milyar umat manusia di bumi atau hampir mencapai 70% pengguna internet di muka bumi.
Sebuah ambisi yang hebat yang mungkin saja terinspirasi oleh Google yang telah menguasai dunia sebanyak 78% untuk pengguna Search Engine Google.
Jan Koum Pendiri Whatsapp |
Semoga bermanfaat.
Pada tanggal 19 Februari 2014 yang lalu, Facebook secara resmi telah mengakusisi Whatsapp seharga 22 Milyar Dollar US. Jika dikonversi ke mata uang IDR dengan kurs US$ 1= Rp 13.500,00, maka nilainya mencapai sekitar Rp 297 Triliun, sebuah harga yang fantastic untuk sebuah aplikasi, padahal ketika Google membeli Android dari Andy Rubin dan kawan-kawan nilainya hanya mencapai sekitar 50 Juta US Dollar atau setara dengan Rp 675 Milyar.
Keberanian Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook membeli Whatsapp dengan harga yang terbilang sangat mahal, membuat sebagian para analis bisnis dan para pakar Teknologi Informasi dan Komunikasi terheran-heran dengan seribu tanda tanya. Kenapa? Ada apa? Mau diapakan itu Whatsapp?
Setelah tiga tahun kepemilikan Whatsapp oleh Facebook, sampai hari ini belum ada perubahan yang berarti dalam interface dan fitur Whatsapp, selain hanya semakin bertambahnya pengguna Whatsapp di seluruh penjuru dunia yang telah menembus 1 Milyar lebih. Menurut Jan Koum sebagai pencipta Whatsapp yang saat ini menjabat sebagai direktur Whatsapp di Facebook Inc, setiap hari tidak kurang dari 50 milyar pesan, 1,6 Milyar photo yang dikirim melalui Whatsapp. Yang jadi pertanyaan apa keuntungan Facebook dengan jumlah pengguna Whatsapp yang telah mencapai 1 milyar lebih itu? Karena selama ini kita tahu Whatsapp masih bersih dari iklan, tidak seperti Android dan Messanger.
Apakah Whatsapp akan jadi Aplikasi Berbayar?
Apakah Facebook akan mengubah Whatsapp menjadi aplikasi berbayar? Menurut para analis bisnis dan para praktisi IT, hal ini tidak mungkin dilakukan Facebook. Sebab kalau Whatsapp jadi aplikasi berbayar kemungkinan besar para penggunanya yang sudah mencapai satu milyar lebih tadi akan beralih menggunakan aplikasi message mobile yang lain yang gratis.
Bagi pengguna Whatsapp untuk kalangan bisnis bisa saja aplikasi ini jadi berbayar, namun hal ini pun belum ada tanda-tanda dari CEO Facebook untuk mengarah ke sana.
Apakah Whatsapp akan Beriklan?
Seperti kita tahu selama ini bahwa Whatsapp bersih dari iklan yang kadang kala sering menggangu penggunanya. Nah apakah setelah beralih kepemilikan dari Jan Kaum dan kawan-kawan ke Facebook, lantas akan mengikuti seperti Android atau Messanger? Menurut salah satu Dewan Direksi Facebook, rasanya untuk mengubah citra Whatsapp yang bersih menjadi beriklan itu tidak mungkin, Yang mungkin kami lakukan hanya mengirim pesan transaksi, notifikasi pengiriman barang, informasi pertemuan, pembaruan layanan dan produk serta pemasaran. Hal tersebut disampaikan pada pertemuan Commercial Messaging oleh Direktur Whatsapp.
Facebook Ambil Data Pengguna Whatsapp
Selama ini yang sedang dilakukan Facebook yaitu hanya mengambil sebagian data pengguna Whatsapp untuk dilakukan sinkronisasi dengan data Facebook yang ada. Seperti yang kita tahu Facebook memiliki data penggunanya cukup lengkap, namun satu data penting yang tidak dimiliki Facebook dari penggunanya yaitu nomor telepon seluler.
Dengan melakukan sinkronisasi data antar kedua aplikasi tersebut, maka Facebook bisa mengirim pesan bisnis kepada para penggunanya sesuai dengan pribadi dan minat masing-masing.
Jika memang benar Facebook membeli Whatsapp hanya karena data penggunanya, betapa mahal dan berharganya data kita sebagai pengguna Whatsapp di mata Facebook.
Whatsapp Dibeli karena Ambisi
Komas.com pernah memuat berita bahwa Facebook punya ambisi yang besar untuk menyatukan lebih banyak umat manusia dalam aplikasinya. Kalau sekarang Facebook punya pengguna sebanyak 1,7 milyar dan Whatsapp punya pengguna 1 milyar dan diperkirakan setengah dari pengguna Whatsapp juga pengguna Facebook, maka diperkirakan Facebook akan bisa menjangkau sebanyak 2,2 milyar umat manusia di bumi atau hampir mencapai 70% pengguna internet di muka bumi.
Sebuah ambisi yang hebat yang mungkin saja terinspirasi oleh Google yang telah menguasai dunia sebanyak 78% untuk pengguna Search Engine Google.
Jan Koum Pendiri Whatsapp |
Semoga bermanfaat.
Thanks for reading: Harga Whatsapp 297 Triliun saat Dibeli Facebook
0 Komentar